Rabu, Desember 02, 2009

Pernikahan Aisyah

Pernikahan Aisyah Dengan Nabi Pada Saat Berusia 6 Tahun?

The Ancient Myth Exposed
By T.O. Shanavas, di Michigan.© 2001 Minaret from The Minaret Source: http://www.iiie.net/
Diterjemahkan oleh : cahyo_prihartono


Seorang teman kristen suatu kali bertanya ke saya, " Akankah anda menikahkan saudara perempuanmu yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun?" Saya terdiam. Dia melanjutkan," Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi anda?" Saya katakan padanya," Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan anda pada saat ini." Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya.

Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, Orang-orang akan merasa keberatan denganpernikahan Nabi saw dengan Aisyah.

Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang naif dalam mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup puas dengan penjelasan seperti itu.

Nabi merupakan manusia tauladan, Semua tindakannya paling patut dicontoh sehingga kita, Muslim dapat meneladaninya. Bagaimaanpun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, Tidak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan kita yang berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun tidak semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua tersebut.

Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami berumur dibawah 18 tahun, dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun 1931, Sidang dalam oraganisasi-oraganisi hukum dan syariah menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas Muslim pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima.

Jadi, Saya percaya, tanpa bukti yang solidpun selain perhormatan saya terhadap Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya benar adanya.

Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam literatur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya. Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisyanm ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun.

Bukti #1 : Pengujian Terhadap Sumber


Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya, Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, di samping kenyataan adanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini. Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hisham tinggal di sana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.

Tehzibu'l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : " Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq " (Tehzi'bu'l-tehzi'b, Ibn Hajar Al- `asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).

Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: "Saya pernah dikasih tahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq" (Tehzi'b u'l-tehzi'b, IbnHajar Al- `asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu'l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup pada periwayat hadist Nabi saw mencatat: "Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok" (Mizanu'l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu'l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).

KESIMPULAN: berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindah ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.


KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal penting dalam sejarah Islam:

pra-610 M: Jahiliya (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama AbuBakr menerima Islam
613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat
615 M: Hijrah ke Abyssinia.
616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.
620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah
622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah


Bukti #2 : Meminang


Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.

Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: "Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya " (Tarikhu'l-umam wa'l-mamlu'k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara'l-fikr, Beirut, 1979).

Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M). Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.

KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.

Bukti #3 : Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah


Menurut Ibn Hajar, "Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun... Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah " (Al-isabah fi tamyizi'l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu'l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).

Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.

KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.

Bukti #4 : Umur Aisyah dihitung dari umur Asma'


Menurut Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd: "Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah (Siyar A`la'ma'l-nubala', Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic, Mu'assasatu'l-risalah, Beirut, 1992).

Menurut Ibn Kathir: "Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: "Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut riwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: "Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H." (Taqribu'l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654, Arabic, Bab fi'l-nisa', al-harfu'l-alif, Lucknow).

Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisih usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun di tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).

Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumah tangga.

Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.

Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar? 12 atau 18?

kesimpulan: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.

Bukti #5 : Perang Badar dan Uhud


Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Bab karahiyati'l-isti`anah fi'l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: "ketika kita mencapai Shajarah". Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Bab Ghazwi'l-nisa' wa qitalihinnama`a'lrijal): "Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb]." Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud and Badr.

Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu'l-maghazi, Bab Ghazwati'l-khandaq wa hiya'l-ahza'b): "Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb." Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud

KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.

Bukti #6 : Surat al-Qamar (Bulan)


Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: "Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)" ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari, kitabu'l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa'l-sa`atu adha' wa amarr).

Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane's Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.

Kesimpulan: riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.

Bukti #7 : Terminologi bahasa Arab


Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: "Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)". Ketika Nabi bertanya ttg identitas gadis tsb (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.

Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun. Kata yang tepat untuk gadis belia yang masih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa Inggris "virgin". Oleh karena itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah "wanita" (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).

Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah "wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan." Oleh karean itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.

Bukti #8 : Text Qur'an


Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur'an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun? Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat, yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur'an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid diaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri. Ayat tsb mengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)

Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan "sampai usia menikah" sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.

Disini, ayat Qur'an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.

Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, Gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada mengambi tugas sebagai isteri. Oleh karena itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa Abu Bakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 tahun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.

Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan," berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?" Jawabannya adalah Nol besar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?

Abu Bakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur'an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karean itu menentang hukum-hukum Quran.

Kesimpulan: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karena itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.

Bukti #9 : Ijin dalam pernikahan


Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.

Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan. Adalah tidak terbayangkan bahwa AbuBakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras tentang persetujuan pernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.

Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.

kesimpulan: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami tentang klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karean itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.

Summary


Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah saw dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernha keberatan dengan pernikahan seperti ini, karean ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.

Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable. Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karean adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam. Oleh karean itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur'an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.

Rabu, November 25, 2009

CARA MENGERINGKAN KUNIR PUTIH ATAUPUN JAHE

CARA MENGERINGKAN KUNIR PUTIH ATAUPUN JAHE

Cara satu dikeringkan dengan matahari.
Kunir atau jahe dicuci bersih, kalau mau dikupas juga nggak apa.
Kunir diris-iris, jangan tipis2, agak tebel, kira-kira ½ sampai 1 cm
Irisan langsung direndam pakai air hangat biar kambium menutup, jadi saat dikeringkan nanti kandungannya nggak hilang.
Tiriskan
Jemur dengan posisi merata, jangan tumpang tindih, taruh kain tipis diatasnya supaya sinar matahari tidak mengenai langsung.
Kalau udah kering, simpan deh.. Dalam toples or plastik
Kalau mau minum tinggal diseduh kayak teh.

Cara dua bagi yang nggak suka ama rasa pahit kunir, tapi bagi yang punya penyakit diabetes kami sarankan nggak pakai cara ini.
1. Kunir atau jahe dicuci bersih, kalau mau dikupas juga nggak apa.
2. Diparut, diambil airnya, bisa ditambah air putih mateng satu gelas
3. Ampasnya dibuang
4. Untuk satu kilo kunir siapkan campurannya, gula pasir 2 sampai 3 kg.
5. Tapi, kalau bikin satu kilo kunir, sarinya tadi pisahkan jadi 3 bagian, jadi ntar masaknya satu bagian satu bagian.
6. Satu bagian tadi campurkan dengan satu kilo gula pasir, goreng dalam wajan teflon, eh tanpa minyak lho ya..jangan lupa kompornya pakai api kecil terus
7. Aduk terus menerus seperti mengaduk jenang, nanti lama2 adonan akan mengkristal seperti gula. Jadi deh..seperti kunir instan yang ada di toko.
8. Lakukan hal yang sama pada sisa adonan, inget satu per satu.

TUHAN SEMBILAN SENTI

TUHAN SEMBILAN SENTI

Indonesia adalah surga luar biasa ramah bagi perokok
Tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok

Di sawah petani merokok,
Di pabrik pekerja merokok,
Di kabinet menteri merokok,
Di Mahkamah Agung, yang bergaun toga merokok,
Hansip, bintara, perwira merokok,
Di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
Di perahu nelayan penjaring ikan merokok

Indonesia adalah semacam firdaus jannatunna’im sangat ramah bagi perokok,
Tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
Diruang kepala sekolah guru merokok,
Diruang kuliah dosen merokok,
Di rapat POMG orang tua murid merokok,
Di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya
adakah buku tuntunan cara merokok,

Di angkot penumpang merokok,
Di bis kota, yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
Di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
Di andong Yogya kusirnya merokok,
Sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
Tapi tempat cobaan sangat berat bagi yang tidak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
Diam-diam menguasai kita,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
Bayangkan istri-istri yang bertahun-tahun menderita dikamar tidur ketika melayani suami yang bau mulut dan hidungnya seperti asbak rokok,

Ketika kita duduk ditepi tempat tidur disamping orang yang bergumul saling menularkan HIV – AIDS sesamanya,
Tapi kita tidak akan tertular penyakitnya.
Namun ketika kita duduk disesamping orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya,
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV – AIDS.

Indonesia adalah surga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
Dan kita yang tak langsung menghirup sekalipun asap tembakau itu,
Bisa terkena penyakitnya,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
Di apotek yang antri obat merokok,
Di ruang tunggu dokter, pasien merokok,
Dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tennis orang merokok,
Pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
Panitia pertandingan balap mobil, Pertandingan bulu tangkis,
Turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor rokok,

Dikamar kecil 12 meter kubik,
Sambil ‘ek-‘ek ORANG GOBLOK merokok,
Di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh ORANG GOBLOK merokok,
Di ruang ber-AC penuh,
dengan cueknya ORANG GOBLOK merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus jannatunna’im sangat ramah bagi perokok,
Tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
Diam-diam menguasai kita,

Disebuah ruang sidang ber-AC penuh,
Duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli “hisap”.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
Tapi ahli hisap rokok.

Diantara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
Sembilan senti panjangnya, putih warnanya,
Kemana-mana dibawa dengan setia,
Satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
Tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
Cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
Dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan ber-AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz,
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghufati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i
Kalau tak tahan,
Diluar sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.

25 penyakit ada dalam khamr,
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi),
Daging Khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok,
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang ya ustadz,
Wa yuharrimu ‘alaihimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
Karena pada zaman Rosulullah dahulu,
Telah ada alkohol, sudah ada babi,
Tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
Jangan.
Para ulama ahli hisap ini terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,

Pada saat sajak ini dibacakan,
Sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dasyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
Cuma setingkat dibawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
Berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita
Jutaan jumlahnya,
Bersembunyi dalam kantong baju dan celana,
Dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
Diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
Tak perlu rukuk dan sujud untuk taqarrub(mendekatkan diri) pada tuhan-tuhan ini,
Karena orang akan khusuk dan fana
dalam nikmat lewat upacara menyalakan api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini.

Robbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

(Az-Zumar:9)

Rabu, Agustus 26, 2009

7.__ Boycott Israel






Satu rupiah yang kita keluarkan akan menjadi hadiah terindah bagi saudara-saudara kita dipalestina : "sebuah peluru untuk menjemput syahidnya"
namun pertanyaannya, mengapa harus kita yang membunuhnya ?
(Salim AFillah;Gue Never Die)

Selamatkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebutir kurma. (Mutafaq'alaih)



COMPANIES TO BOYCOTT
AOL Time Warner Time Life magazine, CNN, ICQ
Apax Partners Jonny Rockets, Sunglass Hut.
Arsenal Football Club
Coca-Cola Fruitopia, Fanta, Kia Orange, Lilt, Sprite, Sunkist..
Caterpillar
Danone HP foods, Evian, Volvic, Jacob
Delta Galil Hema, Barbie, Carrefour, Auchan, Tchibo, Victoria's Secret, GAP, Banana Republic, Structure, J-Crew, JC Penny, Pryca, Lindex, DIM, DKNY, Ralph Lauren, Playtex, cK, Hugo Boss, M&S
Disney
Emblaze
Estée Lauder Aramis, Clinique, DKNY, Prescriptives, Origins, MAC, La Mer, Bobbi Brown, Tommy Hilfiger, Jane, Donna Karan, Aveda, Stila, Jo Malone, Bumble & Bumble, Kate Spade
Home Depot Villager's Hardware, Georgia Lighting, Apex Supply, EXPO Design Centres
IBM
Intel
Johnson & Johnson
Kimberly-Clark Kleenex, Kotex, Huggies, Andrex
Lewis Trust Group River Island, Isrotel hotels, Britannia Pacific
The Limited Inc Express stores, Lerner New York, Structure, New York & Company, Mast Industries, Intimate Brands, Victoria's Secret, Bath & Body Works, White Barn Candle Company, Henri Bendel
L'Oreal Giorgio Armani, Redken 5th Avenue, Lancome Paris, Vichy, Cacharel, La Roche-Posay, Garnier, Biotherm, Helena Rubinstein, Maybelline, Ralph Lauren, Carson
Marks & Spencer M&S, St.Michaels
McDonald's
Motorola
Nestle Nescafé, Perrier, Vittel, Pure Life, Carnation, Libby's, Milkmaid, Nesquik, Maggi, Buitoni, Cross & Blackwell, KitKat, Milkybar, Quality Street, Smarties, After Eight, Aero, Polo, Lion, Felix cat food, L'Oréal
News Corporation TV: Fox, Sky, Star, Phoenix, Granada, CNBC. UK newspapers: Standard Newspaper, News of the World, The Sun, The Times. Australian Newspapers: The Telegraph , Gold Coast Bulletin, Herald Sun, Independent, Sunday Mail. US newspapers: New York Post. Publishers: Harper Collins Ragan, Zondervan, National Geographical. Nursery World, Rawkus, NDS, Mushroom Records, ChinaByte.com, Festival Records
Nokia
Revlon New World Entertainment, Forbes
Sara Lee Hanes, Playtex, Champion, Leggs, Douwe Egberts, Bryan, DIM, Ambi Pur, Bali, Superior Coffee, Just My Size, Kiwi, Maison Cafe, Nur die, Pilao, Lovable, Outer Banks, Wonderbra, Sanex, Pickwick, Gossard, Body Mist, Brylcreem, Aqua Velva, Radox
Siemens
Selfridges
Starbucks Seattle Coffee, Pasqua, Hear Music, Tazo
Timberland

6.__ cover cd

beberapa contoh desain cover CD
- kajian hindulogi

Selasa, Agustus 25, 2009

5.__ Drama1: ANDE ANDE LUMUT

Untuk videonya bisa dilihat di www.youtube.com
Pemain :
- Ande-ande lumut
- mbok rondo
- yuyu kangkang
- kleting abang
- kleting biru
- kleting kuning
- narator(cewek)
- polusi &penyiar radio(satu orang dewasa)

musik latar soundtrack ande-ande lumut
latar: dirumah, bunyi binatang malam, jangkrik dll
kleting kuning belajar
Kleting kuning : alhamdulillah, sudah selesai satu buku, semoga ujian besok lancar ,(suara adzan) aku mau sholat isya’ dulu ah.(berdiri)
Kleting biru dan abang masuk, musik tatayoung sambil ada earphone di telinga, Kleting kuning melongo melihat kakak2nya
Kleting kuning : lho lho.. kakak mau kemana
Kleting abang : biasa.. dugem, tull nggak?
Kleting biru : sip
Kleting kuning : lho besok kan ujian nasional
Kleting abang : alah tinggal dikerjakan kan beres
Kleting biru : iya nih, cerewet banget, yuk cabut…
Kleting kuning : lho nggak sholat dulu
Kleting abang : kamu aja yang sholat, daaa…nyetel cd musik bang toyib kleting abang ijo bingung nepuk2 walkman musik musik tokyo drift
Kleting kuning mengurut dada
Esok hari didepan gerbang sekolah, musik laskar pelangi instrumen
Kleting abang : wih gila coi, ujiannya sulit buanget
Kleting biru : iya, kayak nggak ada soal lain apa
Kleting kuning : sebenarnya nggak sulit kok kak, kalau kita mau belajar
Kleting biru: wes kowe kuwi, mesti, ceramah terusss..
Kleting abang : yuk pulang yuk
Seminggu kemudian
Kleting abang dan Kleting biru joget joget musik lupaa syairnya
Bunyi sms masuk
Kleting biru : wih ada sms kak, dari aini, kita suruh dengerin radio. Yuk setel..
Suara tombol radio
Suara penyiar Radio : Radio Waton muni Desa Tanon, mengumumkan kepada seluruh masyarakat, bahwa ande-ande lumut sedang membuka lowongan bagi siapa saja yang ingin menjadi wakil presiden untuk mendampingi ande-ande lumut.
Kleting kuning : ayo kita kesana yuk
Kleting biru : yukk
Kleting kuning sedang mengaji ketika kedua kakaknya akan berangkat
Music avril girlfriend
Kleting abang : Kleting kuning, gimana penampilan kami, udah cantik kan?
Kleting kuning : kakak mau kemana?
Kleting biru : ketempat ande-ande lumut lah, kamu nggak usah ikut !
Kleting abang : iya, kamu kan jelek, mana mungkin terpilih, udah dirumah saja, ngaji terus no..
Kleting kuning : tapi kak….project pop bukan superstar
Kleting kuning : sebaiknya kakak tidak memakai perhiasan sebanyak itu nanti dirampok lho kak,
Kleting biru : yee biarin, kita kan orang kaya, harus pakai banyak perhiasan biar orang-orang tau kalau kita orang kaya.
Kleting kuning : ya kakak, jangan sombong begitu, jangan lupa berdoa ya biar diterima
Kleting abang : ngapain berdoa, kami berdua pasti diterima, tull nggak
Kleting biru : (mengangguk)
Kleting biru : kita naik taksi kak, bye bye Kleting kuning…
Suara mesin mobil berjalan
Ternyata untuk sampai dirumah ande-ande lumut harus menyeberangi laut, Kleting abang dan Kleting biru kebingungan mencari perahu boat. Tiba – tiba ada seorang laki-laki yang bernama yuyu kangkang menghampiri mereka musik river flow sea
Yuyu kangkang : mau kemana neng, wah perhiasannya kok banyak sekali ?
Kleting abang : kerumah ande-ande lumut pak
Yuyu kangkang : ayo saya antar, ni saya punya speed boat
Kleting abang melihat kepada Kleting biru untuk meminta persetujuan, Kleting biru mengangguk.
Suara gemericik air, mesin motor speed boat rev gokart
Sesampainya dirumah ande ande lumut
kleting abang : Assalamualaikum
Bunyi door open
Mbok rondo : waalaikumsalam, nduk cah ayu, ono opo yo?
Kleting abang : kulo kleting abang bu, pengen dados wakil presidene ande-ande lumut
Mbok rondo : woo ngono, Raport karo STTB mu mok gowo ra?
Kleting abang : nggih, niki bu..
Mbok rondo : sek entenono
Mbok rondo : (nembang) anakku si ande-ande lumut tumuruno ono putri gaungga unggahi, putrine seng ayu rupane, kleting abang iku kang dadi asmane.
Ande-ande lumut : duh ibu, kulo mboten purun, duh ibu kulo mboten mudun, nadyan ayu danem’e mung siji telu..
Mbok rondo : lho nduk, danemmu opo mung siji telu alias telu las ?
Kleting abang : inggih bu..
Mbok rondo : aduh nduk, nduk, muliho kono, sinau seng tenanan
Kleting abang menangis, (lagu :peterpan kau hancurkan hatiku )
Kleting abang berpelukan dengan Kleting biru, dengan isyarat kleting biru menenangkan,
Kleting abang : biru, aku ditolak, sepertinya mereka mencari orang yang pintar
Kleting biru : oo begitu ya, mungkin sebaiknya aku pakai bahasa jepang biar terlihat pintar
kemudian kleting biru ganti mengetuk pintu mbok rondo.
kleting biru : Assalamualaikum
Bunyi door open
Mbok rondo : waalaikumsalam, nduk cah ayu, ono opo yo?
(lagu sony ericson theme)
Mbok rondo garuk2 kepala, bingung.
Mbok rondo : stop nak, aku ra mudeng, pengen dadi wakil presiden to?
Kleting biru mengangguk
Mbok rondo : (nembang) anakku si ande-ande lumut tumuruno ono putri gaungga unggahi, putrine seng ayu rupane, kleting biru iku kang dadi asmane.
Ande-ande lumut : duh ibu, kulo mboten purun, duh ibu kulo mboten mudun, aduh ibu aduh ibu aduuh ibu.. eh salah, salah…baleni baleni (suara scratching/audio tape cuing)ande2 lumut action seperti film diputar balik(scracthing ambil di cure for the itch)
duh ibu, kulo mboten purun, duh ibu kulo mboten mudun, nadyan ayu tapi ora biso ngaji..
Mbok rondo : lho, lha ngajimu wes teko juz piro to nduk?
Kleting biru : kulo nembe iqro’ jilid setunggal bu, mboten lulus lulus
Mbok rondo : aduh nduk, nduk belajar ngaji dhisek kono seng rajin.
Kleting biru : (menangis) (lagu :menangislah/ jangan menangis)
kleting abang, aku juga ditolak, yuk kita pulang, kleting abang mengangguk

Dirumah, kleting kuning menanti kakak2nya dengan cemas (suara latar jangkrik)
Kleting kuning : masyaallah, udah jam 10 malam kok kleting abang dan biru belum pulang sih
(bunyi telpon)
Kleting kuning : assalamualaikumm
Musik latar : burly barl
Kleting biru : kuning tolong kami, kami diculik yuyu kangkang
Kleting kuning : lho kok bisa ??
Kleting biru : tadi pulang dari rumah ande-ande lumut kami minta diantar yuyu kangkang, tapi ternyata kami malah diculik
Yuyu kangkang : heh, kuning, kalau mau kakakmu kembali siapkan uang satu milyar..(musik :huaaahaahaaa)
(telepon diputus)
Kleting kuning : halo halo.. astagfirullah bagaimana ini..aduh.. aku telpon polisi saja
Bunyi telpon, telpon diangkat
Polusi : dengan kantor polusi selamat malam
Kleting kuning : pak tolong pak, kakak saya diculik yuyu kangkang
Polusi : baik, baik, tenang, kami akan segera mengirim bantuan
Kleting kuning : terima kasih pak. (Telpon ditutup)
-Musik Report lokasi
-sirine
kleting kuning : aduh, gimana ya.. sepertinya aku juga harus segera kesana, bismillahirohmanirohim, ya Alloh, lindungi kakak saya, dan bantulah saya menyelamatkan mereka. Allohu akbar !!
(Musik: Mission imposible)
Akhirnya berangkatlah kleting kuning seorang diri untuk menyelamatkan kakak2nya
Kleting kuning : bismillah, hei yuyu kangkang.. mana kakak2ku ?
(musik mission imposible reff)
Kleting biru : awas, awas, yuyu kangkang bawa senjata…awass
Kleting kuning langsung sembunyi dibalik kerdus
Bunyi machinegun, kedua kubu tembak menembak (music latar mission imposible diperkeras)
Yuyu kangkang : wuadoh, peluruku entek pisan, aduh..
Kleting kuning : awaasss… (dengan gaya slow motion melempar bom)
Suara bomb drop
Yuyu kangkang : aaaaaa….. aduh matek aku…
Yuyu kangkang terkapar
Kleting kuning : kakak.. kalian tidak apa2? (berpelukan)
Musik kagome and inuyasha
Kleting abang : iya dik, maaf ya, ternyata kamu benar, mulai sekarang kami tidak akan jahat dan sombong lagi.
Kleting biru : iya maafkan kami ya, kami akan rajin belajar dan mengaji
Kleting kuning : alhamdulillah, ayo kita pulang, itu polisi sudah datang (sirine polusi)
Kleting abang : eh tunggu kuning, ayo kamu kami antar ke ande –ande lumut siapa tahu diterima, kamu kan pintar dan rajin ngaji
Akhirnya mereka bertiga pergi ketempat ande-ande lumut, setelah berbincang2 dengan mbok rondo.
Mbok rondo :(nembang) anakku si ande-ande lumut tumuruno ono putri gaungga unggahi, putrine seng elek rupane, kleting kuning iku kang dadi asmane.
Ande-ande lumut : duh ibu, kulo nggih purun, duh ibu kulo nggih mudun, nadyan elek kuwi pinter lan sholehah
Akhirnya kleting kuning diterima menjadi wakil presiden mendampingi ande-ande lumut di negara antah berantah.
Musik ringtone upin ipin trimmed
^^ = tepuk tangan dua kali
^^kami dari
^^TPQ Al Barokah
^^Tanon
^^perkenankan
^^kami
^^perkenalkan
^^diri
^^kleting kuning
^^lia
^^kleting abang
^^manda
^^kleting biru
^^nita
^^ande lumut
^^yoga
^^mbok rondo
^^sania
^^yuyu kangkang
^^angga
^^sekian
^^dari kami
^^wassalamualaikum wr wb
Lagu anak sholeh, aeman

4.__TAPAS (Taman Pembinaan Anak Sholeh)


TUJUAN UMUM

- Merebut fitrah anak agar tetap terjaga kesuciannya dengan mengenalkan anak kepada Allah.
- Merangsang pertumbuhan anak supaya menjadi manusia yang mampu manghadapi tantangan jaman dengan bekal kecerdasan fisik (PQ), kecerdasan akal/otak (IQ), kecerdasan mental(EQ), dan kecerdasan moral(MQ)
- Membiasakan anak agar sabar dan memiliki daya tahan terhadap kehidupan, dimana manusia tidak lepas dari gangguan kehidupan.
- Menanamkan ukhuwah Islamiyah sejak dini agar tercipta sambung hati antar umat dengan menanamkan jiwa sosial.


STATUS DAN LEGALITAS

Untuk tingkat Jawa Timur, TAPAS menjalin kerjasama dengan Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) Surabaya, sebuah lembaga pengembangan pendidikan luar sekolah (PLS) milik pemerintah yang membawahi sanggar belajar (SKB) di kabupaten-kabupaten.


MISI :
- Merebut fitrah anak sejak dini
- Memasyarakatkan jariyah, ilmu bermanfaat dan anak sholeh
- Merakit potensi umat (sdm) nya

VISI :
- Lintas faham, golongan, partai bahkan mahzab
- Aliansi / bekerjasama dengan lembaga yang ada dalam naungan masyarakat
- Bekerja untuk melayani dan memberdayakan.


PROGRAM TAPAS :

TAPAS I Pra TK (PlayGroup)
Merebut Fitrah anak
- Ma’rifatullah (Kenal Allah)
- Membiasakan dengan Sunnah Rosul
- Mengucapkan Kalimat Thoyyibah


SUMBER DANA :
- Infaq Santri
- Jariyah Wali Santri
- Donatur yang tidak ditetapkan
- Sumbangan yang tidak mengikat
- Hasil Usaha : daur ulang, koperasi, paket bahan pokok, klinik


TAPAS AL-HILAL KEDIRI KOTA
Jl. KH. Wachid Hasyim Gg. II No. 2 B Kota Kediri
(0354) 71 39 363

Senin, Agustus 24, 2009

3.__Pijat Refleksi

Sorry kalau gambarnya kurang jelas, cuma ini yang bisa aku dapat.
tapi sebenarnya mudah aja kok pijatnya, tinggal dirasakan aja waktu dipijat mana yang terasa sakit saat dipijat, berarti itu daerah yang bermasalah.
by the way, ini cuma untuk pijet-pijetan dirumah aja, ama suami atau anak-anak. klo mo buka praktek, ya kudu berguru dulu ama ahlinya.
trus untuk yang masih baru, mijatnya juga jangan lebih dari 30 kali tekanan, istirahat dulu, ntar dipijat lagi.
semoga bermanfaat..

2.__Tips menjemput jodoh

Artikel ini aku tulis dulu, duuluuu banget sebelum nikah, sebenarnya untuk nasehatin diri sendiri, tapi ya nggak ada salahnya dong berbagi...

1. Have a positive thinking ke Allah

“Aku menuruti persangkaan hambaKu kepadaKu” so what’s else..? klo kita jujur pada diri sendiri, jujur pada orang lain, jujur pada Allah, pasti beres deh!! Klo pengennya ikhwan yang pinter komputer, seprinsip, semangat menuntut ilmu, punya kerjaan yang gajinya mensupport hobinya berinfaq, gaul yang syar’i, and mirip mike shinoda (ups!).. keep that on your mind, jangan karena ditawari ikhwan yang rada cakep dikit aja langsung oke, yang lainnya jadi menyesuaikan kondisi. So keep jujur pada diri sendiri and Allah itu yang paling penting.. seperti akh Salim (semoga ridho dijadiin contoh) beliau selalu jujur pada Allah minta seorang akhwat yang punya tiga kelompok binaan yang solid, sulit memang, tapi beliau tetap pengen itu. Saat ma Allah ditaarufkan ma akhwat yang punya tiga kelompok binaan yang solid, tapi gak bisa masak, gak bisa nyuci, gak bisa setrika, dan seabrek gak bisa gak bisa yang lain, The show must go on, beliau benar2 jujur pada Allah, beliau terima itu semua, karena disitulah Allah menguji kita, bener2 jujur dengan apa yang kita minta apa tidak. Dan ternyata sodara-sodara, Allah itu mang Dzat yang gak pernah mendolimi hambaNya. Saat kita jujur padaNya dengan menepati janji kita padaNya, maka berbagai macam bonus akan disertakan bersama “starter pack” yang bernama ‘jodoh’ itu. Believe me dah.. aku pribadi udah ngalamin. Saat itu proposalku minta “ikhwan”, desain grafis, yang mandiri and gaul. Eh, lha dalah ternyata saat taaruf banyak nggak cocoknya, tapi karena syarat “ikhwan”, desain grafis, mandiri n gaul udah ada ya modal Bismillah, jalan terus. Ternyata setelah nikah, Allah bener2 bikin aku melongo terheran2 tiap harinya, ternyata semua kelebihan selama taaruf masih diumpetin, setelah nikah baru tau kalo kita mang nggak cocok tapi cocok buanget (^_^!)...
And selain honest juga be patient, karena selain nyarinya susah, Allah juga punya rencana yang kita nggak tau, entah menguji kesungguhan and kejujuran kita, entah mempersiapkan kita, entah mempertemukannya disurga. So have positive thinking aja ke Allah!!

2. Logis
Keep have a logic mind. Klo mang kitanya kayak gini, ya jangan mengharap seseorang sekaliber Aa Gym atau Fauzil Adhim. Klo wajah pas-pasan ya jangan mengharap seorang berwajah Yusuf (kata akh Salim “ntar bukan cuma tangan yang teriris tidak terasa, tapi leher” hiiii…) . Klo otak kita dibawah standard, ya jangan mengharap seorang programmer robot, klo kantong kita dibawah garis kemiskinan, ya jangan berharap punya ikhwan ber Honda Jazz ria. Istilahnya tau diri lah. Seperti kata akh Salim, klo kita memaksakan diri pengen punya suami kayak gitu, selain udah mendikte Allah for what Allah should do, kita juga udah memperkosa hak seorang hamba, mendzolimi hidupnya. Masalahnya klo terlalu memaksakan diri kayak gitu (walaupun toh pada akhirnya kita tetep dapetin ikhwan yang kita inginkan) tapi apa kita yakin tuh ikhwan mang Allah kasihkan ke kita dengan penuh cinta? gimana kalo ternyata Allah memberikannya dengan cara melemparkan kemuka kita?, nah padahal doa kita tiap saat kan minta Allah give the best for us, tapi klo doanya minta the best, sedangkan pikiran kita terus menuntut dan mendikte Allah tentang kriteria jodoh yang kita inginkan kayak gitu, ya itu tadi yang bakal kita dapat, tuh ikhwan mang kita dapatkan tapi ridho dan cinta Allah belum tentu, trus dimana letak barakahnya pernikahan coba?? And… once more… lebih baik kan membangun cinta, daripada jatuh cinta… so… walopun ikhwannya gak mirip mike shinoda, nggak berhonda jazz tapi klo akheratnya terpenuhi, keep go on aja, urusan cinta? Istana kan nggak dibangun dalam satu hari. Eh I said akherat, bukan pahala, so letak plusnya dia bukan pada banyaknya hafalan, volume sholat and shaum, gosongnya jidat or panjangnya jilbab. But akhlak. The way he treat us, interaksi dia dengan Allah, cara pandang dia terhadap Islam, jihad, dakwah, and ilmu.

3. Ikhtiar
Ikhtiar, emm apa aja ya?? Gini mudahnya, klo target kita ikhwan pinter komputer, ya kita juga kudu pinter komputer, klo target kita manusia-manusia liqo’, ya ikutan liqo’, klo target kita ikhwan tarbiyah, ya nyemplung ke tarbiyah, Eh tapi berpikirnya jangan dibalik, ikut liqo’ bukan karena pengen mencharger iman tapi untuk cari jodoh, yah sama juga bohong!, lagipula kata Akh Salim (lagi!) letak pertimbangan menikah bukan pada “he” tapi “I”, seberapa besar karyaku, dakwahku, semangatku, ilmuku, akhlakku dengan begitu aku akan mendapat seseorang yang lebih baik dari “he”. wes gitu aja, just believe ajalah ma Yang Maha Kuasa. And.. be a pretty akhwat. Akhwat berhati cantik itu biasa, mang udah seharusnya, akhwat berhati cantik, berwajah cantik, bertubuh cantik(he..he…) itu luar biasa! Karena kita nggak pesen hidup didunia, so kita juga gak bisa pesen fisik, maka ya barang gratisan yang sekarang diamanahkan ke kita ini dirawat sebaik-baiknya, tenang...semua udah disesuaikan, ntar klo terlalu cantik or terlalu jelek, kitanya yang nggak mampu mengembannya.

4. Persiapkan akhlak
Persiapan akhlak. Yup, mulai dari manajemen emosi, marah, penyikapan terhadap perbedaan pendapat, sampai pengertian terhadap sifat dan watak orang lain. Perdalam ilmu, perbanyak syukur, perbesar sabar.

5. Persiapkan ilmu
Semua ada ilmunya, al ilmu qabla al amal (ilmu itu mendahului perbuatan) so sebelum melakukan something, sebaiknya kita “mengilmui” dulu apa yang bakal kita lakuin itu. Klo niat kita pengen nikah, ya pahami dulu ilmu tentang pernikahan. Tentang tata cara milih jodoh, taaruf yang sesuai syariat, psikologi laki2 (eh salah) psikologi ikhwan (beda dong..), ilmu memahami orang lain, menutupi kekurangan dengan kelebihannya (dibalik kekurangan seseorang Allah pasti menciptakan berjuta kelebihan dari dirinya), perbanyak baca buku. Eh. yang akhwat bacanya buku istri sholehah lho, jangan baca buku suami sholeh, ntar pas nikah bingung kalo suaminya gak sama ama buku (ya iyalah..).

6. Lurusin Niat
Hayo, niatnya nikah untuk apa? Membentuk madrasah peradaban? menjadi mata air sumber ilmu? menjadi teladan bagi sekitar? atau supaya nggak dicap orang sebagai ‘cewek nggak laku’ hanya karena temen-temen yang seusia udah pada nikah? Look into your heart !!
Jikalah aku melangkah,
Semoga itu bukan karena “ketakutan”.
Jikalah aku melangkah,…
Semoga itu bukan karena keberanian”
Jikalah aku melangkah,
Semoga itu bukan karena “kesombongan”.
Jikalah aku melangkah,…
Semoga itu bukan karena “kerendahdirian”
Jikalah aku melangkah,
Semoga itu bukan karena “mengharapkan pandangan orang”
Jikalah aku melangkah, …
Semoga itu bukan karena “rasa kasihan”
Jikalah aku melangkah,
Semoga itu karena “kerinduan”.
Jikalah aku melangkah,…
Semoga itu karena “kebenaran”
Jikalah aku melangkah,
Semoga itu karena “cinta”(pada sunnah Rosul&syariatNya).
Jikalah aku melangkah,…
Semoga itu karena “hakikat”
Jikalah aku melangkah,…
Semoga itu karena “Tuhan”
(Seismic;Terlabuhkan)
Nah… this is yang gak kalah important!! Adanya perbedaan antara tergesa-gesa dan menyegerakan. Gimana kemaren penjelasannya?? Analoginya kayak lari dikejar anjing, karena saking takutnya sampai pagar yang biasanya gak bisa dilompati dalam keadaan normal jadi bisa terloncati.
Wait..kayaknya tetep gak paham deh! Puisinya seismic ajalah dikupas.

Jikalau aku melangkah semoga itu bukan karena ketakutan,
Yang jelas takut gak laku. Makanya diskon 50% bahkan gratis, apalagi klo temen-temen satu usia udah pada nikah, trus kitanya gak ada tanda-tanda akan berakhirnya ujian, karena kebakaran jenggot (klo akhwat, kebakaran jilbab, he..he..) akhirnya “big sale” deh, diskon besar-besaran, asal ada yang mau, siapa ajalah, yang penting Islam. Nih kayaknya jadi satu ma Jikalah aku melangkah, Semoga itu bukan karena “mengharapkan pandangan orang”. Karena takut dicap orang sebagai cewek nggak laku, yah akhirnya yang semula pegang prinsip, yang semula pengen ikhwan dengan standard segini segitu akhirnya jadi didiskon 50%. Asal ada yang mau, pokoknya Islam, okelah. padahal dibalik kesulitan ada kemudahan, bukankah doa kita minta yang The best for us, ya mungkin karena yang kita temui selama ini bukan yang the best for us, kan Allah lebih tau, kita gak tau, so be patient, eh bisa juga klo kita nggak bertemu ma jodoh didunia, mungkin karena jodohnya tidak didunia, tapi disurga, hayo? Selain itu bisa juga ma Allah mang sengaja dipending karena buanyak sebab.
1. Mungkin akhlak kita masih kurang bagus untuk ngurusin makhluk Allah yang bernama jodoh.
2. Amanah kita masih terlalu banyak, karena tanggungjawab yang ada dipundak kita belum bisa diwariskan keorang lain, karena Allah masih memercayakannya pada kita(lucky banget kan?), tapi klo udah diwariskan bukan berarti Allah tidak percaya lagi, tapi ada hal lain yang dipercayakan ke kita dan hal itu pasti jauh lebih besar(naik level gitu..).
3. Mungkin juga ilmu kita masih kurang. Coba have a positive thinking ke Allah mengenai kurangnya ilmu ini, gini caranya, mungkin Allah menjodohkan aku ma seorang ikhwan dengan jam terbang dakwah yang tinggi(mungkin seorang Aa Gym (^_^!)) tapi jam terbangku kok ya masih segini-gini aja, berarti Allah masih nunggu meningkatnya jamku, mungkin Allah menjodohkan aku ma ikhwan yang semangat menuntut ilmunya tinggi(mungkin seorang dosen informatika, Ehmm..) tapi pemrograman basicku kok dapat C, berarti aku masih perlu belajar, have a positive thinking klo Allah menjodohkan ma seseorang yang mana seseorang itu jauh lebih baik dari kita, so Allah masih nunggu kesiapan ilmu and karya kita biar setara ma orang tersebut. Eh sekali lagi jangan dibalik, meningkatkan jam terbang untuk menjemput jodoh, jangan yah!.
4. Coba flashback, ingat-ingat apa ada janji kita padaNya yang belum kita tepati, apa ada amanahNya yang masih belum kelar, ingat-ingat ting!

Jikalah aku melangkah, semoga itu bukan karena “keberanian”,
Keberanian mengambil resiko? kayaknya gitu, berani mengukur kadar iman diri sendiri terlalu tinggi, sehingga berani mengambil resiko menikah dengan orang yang nggak satu prinsip dalam dakwah, supaya bisa menikah sambil berdakwah, setelah menikah dengan kita, dengan cinta, kita bisa membimbingnya sehingga bisa menjadi manusia yang better. Bisa klo kita sekaliber Rosulullah, yah setidaknya AaGym lah, klo nggak, ngeri banget bagi kita sendiri. Jangan-jangan malah kitanya yang ikutan dia bukan dianya yang ikut kita, too risk banget.. jangan mengulang kesalahan orang2 tercinta kita, ngeri abis deh, soalnya hanya Allah yang bisa membolak-balik hati manusia, kita cuma bisa berusaha kan? So jangan ambil resiko deh.. mending diganti aja niatnya, menikah untuk memperbaiki diri sendiri bukan untuk memperbaiki diri orang lain. Lagipula tujuan nikah kita kan untuk membentuk sebuah madrasah peradaban, yang mana perlu kerjasama dua pihak, klo masih harus memperbaiki satu pihak, kapan jadinya madrasah kita?
Jikalah aku melangkah, semoga itu bukan karena “kesombongan”,
Yang ini nggak level banget deh, nggak kita2 banget gitu, he..he.. nikah ma orang yang (ngambil istilah temen2) bisa diajak buwuh (maksudnya yang cantix or tampan gitu), nikah ma anaknya kiai(karena nasab), nikah ma anaknya orang kaya, nikah ma policeman, TNI dkk (sampai sekarang aku tetap nggak ngerti dimana latak bangganya??). Menikah karena dunia, that’s it! Semoga Allah melindungi kita dari niat-niat jelek semacam itu.

Jikalah aku melangkah, semoga itu bukan karena “kerendahdirian”, Jikalah aku melangkah, semoga itu bukan karena “rasa kasihan” yah, kayaknya nggak perlu dibahas, absolutely jelas kan? Bukan karena rendah diri, karena (pede aja lagi) kita akhwat terhormat kok, jodoh kita pasti juga manusia terhormat. Juga bukan karena rasa kasihan, klo yang ini jelas, klo kasihan kenapa dinikahi, dikasih uang aja, he..he..

Jikalah aku melangkah, semoga itu karena “kerinduan”, Jikalah aku melangkah, semoga itu karena “kebenaran”. Jikalah aku melangkah, semoga itu karena “cinta”, Jikalah aku melangkah, semoga itu karena “hakikat”. Jikalah aku melangkah, semoga itu karena “Tuhan”.
Yup!! Ini harapan kita, menikah karena kerinduan untuk menjadi manusia yang sempurna setengah diennya, menikah untuk mengikuti sunnah Rosul and perintah Allah, menikah karena cinta akan kesesuaian jiwa dan kesamaan prinsip, menikah karena hakikat hidup menjadi kalifah dimuka bumi untuk menciptakan peradaban yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat Laa ila ha Ilallah, and tujuan dasar, menikah hanya karena Allah. Indahnya….(^_^)

1.__ Surat Terbuka Untuk Para Suami


Aku pernah membaca sebuah hadist, kurang lebih isinya gini “Pada suatu hari setelah Rosulullah wafat, beberapa sahabat datang kepada ibunda Aisyah, dari balik tabir, mereka bertanya kepada bunda Aisyah, “ wahai ummul mukminin, ceritakan kepada kami tentang perilaku Rosulullah yang paling menakjubkan yang pernah engkau alami selama bersama Beliau”. Bunda Aisyah sambil menahan tangis berkata “kaana kullu amrihi ‘ajaba… semua perilakunya adalah menakjubkan” kemudian Bunda Aisyah mulai bercerita tentang suatu peristiwa yang Beliau alami bersama suami tercinta.

Hadist ini menancap banget diingatanku, walau aku lupa dari buku mana aku baca hadist ini, tapi hadist ini tidak pernah aku lupakan. Kala itu aku belum menikah, aku selalu mikir mungkinkah kelak klo ada orang yang bertanya tentang suamiku aku akan jawab seperti bunda Aisyah?, tapi tiap pikiran itu muncul selalu aku tepis sendiri, “ah, hari gini, mana ada laki2 seperti itu, dapat suami yang mo ngaji ama jalanin syariat aja udah untung” besides orang2 yang ada disekelilingku nggak pernah ada yang gitu, semua yang berstatus istri, pasti isinya complain aja klo ditanya masalah suaminya, jarang disebut kelebihannya. Waktu itu walau masih muda, alhamdulillah aku dipercaya ama ibu2 muda untuk dicurhati, kadang bingung juga kasih solusi, habis belum pernah tau rasanya punya suami, tapi alhamdulillah dengan menyediakan telinga dan waktu sudah cukup membantu. Tapi akhirnya mau nggak mau berdampak pula padaku, aku jadi agak gimanaa gitu kalo ada yang nawarin taaruf ma ikhwan, takut merit sih, soalnya rumahtangga kok isinya gitu2 aja.

Akhirnya dengan modal Bissmillah, aku nikah ama ikhwan yang sama sekali belum aku kenal. Waduhh, minggu2 pertama isinya serba bingung, sebel, marah, bete campur aduk, nggak paham banget deh ama makhluk Allah yang bernama laki-laki, asli 100 persen semua jauuhh dari yang aku bayangkan. Aku maunya gini, dia maunya gitu, aku biasa gini, dia biasa gitu. Sampai2 wali murid di Playgroup tempat aku ngajar ikutan komentar “Ustadzah, setelah nikah kok kayaknya tidak tambah ceria ya, wajahnya kok tambah kelabu seperti ada mendungnya gitu” Degg, aku baru tersadar kalau suasana hatiku ternyata terbawa saat aku ngajar. Alhamdulillah ama temen sesama guru dijawab “tenang bu, masih penyesuaian, maklumlah kan belum pernah kenal sebelumnya” Masyaallah, malunya.., kok sampai segininya, kayaknya nggak gue banget deh. Dulu biasa dicurhati rumahtangga orang, masak aku nggak bisa mengambil pelajaran.

Alhamdulillah ternyata benar, minggu2 pertama ternyata hanya sedang proses, dengan komunikasi yang selalu lancar, kami bisa melalui masa2 itu dengan cepat. Dan sekarang setelah usia pernikahan kami sudah tidak terbilang baru lagi, dan berbagai ujian telah kami lalui, diberbagai kesempatan saat aku ngobrol ama teman2, dan beberapa ada yang bertanya, aku kembali teringat hadist itu “kaanaa kulu amrihi ajaba” setiap perilakunya adalah menakjubkan. Aku coba flashback, aku inget2 kejadian2 selama kami menikah, sifat2nya, perilakunya, ternyata aku have no complain at all. Bahkan kadang malu sendiri ama Allah, aku yang cuma gini2 aja, tapi suamiku baik banget. Baik bukan berarti selalu nurutin apa yang aku minta. Marah juga sering, nyebelin juga sering, tapi semua marahnya, semua nyebelinnya selalu njalur, dalam arti dia marahnya mang selalu untuk benerin aku, misal kalau aku rewel nggak mau ngaji, kalau ngajak jalan2 yang nggak jelas. Kalau aku marahpun juga lebih sering karena ketidaksabaran dan ketidakdewasaanku ku sendiri, dan dia selalu sabar nungguin, ngingetin, nasehatin, walau selalu aku hadapi dengan wajah yang dilipat2 ma bibir maju beberapa centi (soalnya sedang marah), tapi dia tetep aja sabar, klo suasana belum cair, dia nggak kan berhenti, sampai akhirnya (selalu) aku sadar klo ternyata marahku dan penyebab marahku nggak bermutu banget. Nggak berlebihanlah jika ibu2 pengajian atau temen yang bertanya tentang suamiku aku selalu katakan seperti bunda Aisyah katakan tentang suaminya. Kaana kullu amrihi ‘ajaba… Aku sangat beruntung menjadi istrinya.

Dulu aku lihat temen2 bahkan dalam keluarga, yang namanya laki2 ya kerja cari duit, semua kerjaan mulai dari bersih2 rumah, nguras bak mandi, masak, nyuci semua mutlak kewajiban istri (walau istri juga bekerja), jadi walau piring kotor numpuk, baju menggunung ya bisanya cuma nyuruh, akhirnya anak-anak (pengalaman pribadi nih) yang cuman nanya dimana letak sapu, jadi ikutan diomelin, “nggak lihat apa, ibu lagi ribet, capek, sana cari sendiri..!!“ (^_^!)...
Tapi setelah menikah, hal itu nggak aku temukan dalam diri suamiku. Walau kerjanya seharian penuh, dia nggak malu ikutan masak, bantuin cuci baju, antarin aku kepasar, sambil ikutan milihin barang, kadang cuma sekedar nungguin aku nyuci piring sambil bercerita tentang kejadian2 lucu ditempat kerjanya, tapi hal itu bener2 udah membuatku merasa dimengerti, diperhatikan dan disayang.

Apa mungkin para lelaki kira dengan bantuin istri mencuci piring, antar belanja, mereka kira itu suatu aib? Ah, masak laki2 ikut kepasar, gengsi dong, padahal demi Allah dengan mereka menjadi orang yang penuh perhatian dan pengertian seperti itu, akan semakin besar rasa hormat para istri, akan semakin menggunung rasa sayang mereka, dan akan semakin sering para suami terucap dalam doa mereka. Para istri kalian sadar akan kewajiban mereka, sebagaimana kalian sadar dengan kewajiban kalian mencari nafkah, tapi apakah salah kalau mereka ingin sekedar dimengerti kalau mereka mengurus rumah juga capek, ingin disayang. Saat istri ingin sejenak beristirahat setelah seharian mengurus rumah, dan kalian datang tapi ternyata lauk sudah habis dimakan anak2, apakah begitu beratnya mengambil wajan dan menggoreng telur untuk kalian makan sendiri? Mengapa harus berteriak menyuruh, lalu kalian dengan enaknya menonton tv sambil menunggu.

Ketauilah, dari mata mereka terbuka tadi pagi, sudah ada sederetan pekerjaan yang harus mereka lakukan, karena pengertian dengan gaji kalianlah mereka tidak minta pembantu. Saat kalian tidak sedang bekerja, luangkan waktu dirumah, lihatlah istri kalian, mulai dari bangun tidur sampai berangkat tidur lagi, coba kalian list pekerjaan mereka, betapa capeknya dia. jika kalian memang tidak bisa membantu pekerjaannya, cobalah diperingan, jangan pelit2 membelikan mesin cuci misalnya. Ada cerita, pamanku yang dulu bertugas sebagai tentara, dulu tidak pernah tau kerepotan istrinya, setelah sekarang beliau pensiun dan sehari2 dirumah melihat semua pekerjaan istrinya dari bangun tidur sampai tidur lagi, beliau langsung membeli mesin cuci, blender, rice cooker sekaligus, saat kami tanya kenapa, jawabnya “ternyata selama ini aku udah dolim pada istriku, coba kalau ada robot yang bisa menyetrika dan cuci piring, tentu aku akan beli juga, aku benar2 kasihan melihat istriku dirumah”.

“Pada suatu hari, datanglah seorang laki-laki kerumah khalifah ‘Umar ibn Al Khattab, untuk mengadukan kekurangan istrinya. Beberapa saat lamanya ia menunggu didepan pintu rumah khalifah, kemudian dia mendengar suara istri Amirul Mukminin sedang marah dan menghamburkan kata-kata kasar kepada suaminya. Tetapi ‘Umar diam dan tidak menyahut.
Lelaki itupun berpikir, melihat kepada dirinya sendiri dan berkata “ keadaanku..kalau Khalifah saja diperlakukan seperti itu, apalagi aku..”
Tak lama kemudian ‘Umar keluar, kali-laki itu ditanya. “Apa tujuan kedatanganmu?”
“Ya Amirul Mukminin..”, ucapnya sendu. “Aku datang untuk mengadukan perihal istriku. Ia sangat cerewet dan begini begitu. Akan tetapi aku telah mendengar sendiri, bahwa istri anda sama dengan istriku. Lalu akupun berpikir, kalau istri Amirul Mukminin begitu, apatah lagi istriku..”
“Adapun aku..”, kata ‘Umar, “aku tabah dan sabar menghadapi kenyataan it karena ia telah menunaikan kewajiban-kewajibannya, dialah yang memasak makananku, dia yang membuatkan roti untukku, dia yang menyusui anak-anakku…, padahal it bukan kewajibannya sepenuhnya.”
“Dan dia juga yang menentramkan hatiku, sehingga aku dapat menjauhkan diri dari perbuatan haram. Karena itulah aku tabah dan sabar padanya…” (Ustad Abu Muhammad Jibril;Lelaki Shalih)

Setiap suami ataupun istri punya kelebihan dan kekurangan, begitu juga istri kalian. Yang tercipta dari tulang rusuk yang bengkok, yang akan selalu bengkok kalau tidak diluruskan dan akan patah kalau terlalu keras meluruskannya. Namun semua kekurangan terkadang menjadi tidak berarti saat segala kelebihannya teroptimalkan, begitu juga dengan kalian para suami, betapa banyak kelebihan kalian yang kadang belum kalian optimalkan. Aku tidak berharap semua suami bisa seperti suamiku, sebagaimana banyak juga istri2 seperti aku yang pasti juga sepaham denganku. Para suami, tolong sadari dan mengertilah pada istri kalian, beri semangat, ajak jalan2 kalau waktu luang, bantulah pekerjaannya, jangan malah menambah bebannya, atau setidaknya hiburlah dia, dengarkan semua keluhannya, sediakan telinga supaya dia tidak curhat pada temannya, tapi pada kalian sahabat sejatinya. Dan sekali waktu coba kalian renungkan, jika istri kalian ditanya temannya tentang suaminya, kira-kira apa yang terucap dari mulut mereka?
“Istri, arah kalian berlari dari yang haram menuju yang halal. Berlari dari dosa mencari pahala. Berlari dari hina menuju mulia. Berlari dari tempat maksiat ke tempat ibadat. Berlari dari syaitan yang keji menuju istri yang suci. Bukankah itu bisa berarti berlari dari neraka menuju surga?, Subhanallah, kapanpun kalian pulang, bukankah kalian berharap surga itu memang selalu hadir dirumah kalian? Sudahkah ia mendapati kemanfaatan dari keberadaan kalian?” (Salim A. Fillah;NPSP)

“…dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf...”(QS. Ql Baqarah:228)

Untuk suamiku,
menjadi istrimu adalah sesuatu yang selalu aku takutkan, aku takut dengan kualitas diriku yang cuma segini, tidak bisa menjadi istri sholihah bagimu, aku takut mendolimimu, menyia-nyiakan karunia Allah yang berupa dirimu.
Suamiku,
menjadi istrimu adalah sesuatu yang selalu aku sesalkan, aku menyesal mengapa tidak dari dulu Allah menyatukan kita, sehingga bisa lebih banyak lagi waktu yang bisa kita habiskan bersama.
Suamiku,
menjadi istrimu adalah sesuatu yang selalu aku tangisi, aku menangis karena khawatir semua amal baikku sudah dibalas Allah dengan menghadirkan seorang suami sebaik dirimu.
Suamiku,
menjadi istrimu adalah karunia Allah yang sangat berat bagiku, berat karena aku harus bersaing dengan puluhan bahkan ratusan bidadari disurga kelak yang pasti akan memperebutkanmu, sedang aku yang juga berharap kembali menjadi istrimu disana, akankah mampu bersaing dengan mereka?
Maafkan aku kalau aku belum bisa menjadi istri yang sholihah…
Berjanjilah kau akan memilihku kembali untuk jadi istrimu kelak, bukan para bidadari bermata jeli itu…

“Demi masa sesungguhnya manusia dalam keadaan kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.” (QS. Al-Ashr)